Sekilas Kisah – Hubungan ekonomi antara Republik Indonesia (RI) dan Republik Rakyat Tiongkok (China) semakin menguat dalam beberapa tahun terakhir, ditandai dengan berbagai indikator transaksi yang terus meningkat. Salah satu perkembangan terbaru adalah pencapaian transaksi non-dolar antara kedua negara yang mencapai US$4,7 juta . Transaksi non-dolar ini menunjukkan diversifikasi dalam pola perdagangan bilateral, mencerminkan upaya kedua negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat dalam perdagangan bilateral mereka. Transaksi non-dolar ini meliputi berbagai sektor ekonomi, termasuk perdagangan barang dan jasa, serta investasi langsung. Peningkatan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong diversifikasi pasar dan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional. Sementara itu, China juga aktif dalam mendukung penggunaan yuan (renminbi) sebagai alternatif dalam transaksi internasional, termasuk dengan Indonesia.
Investasi dan Kerjasama Ekonomi
Menurut Lintas Kisah Selain transaksi non-dolar, investasi langsung dari China ke Indonesia juga terus meningkat. Berbagai proyek infrastruktur dan industri telah menerima investasi signifikan dari perusahaan-perusahaan Tiongkok, mencakup sektor energi, transportasi, dan manufaktur. Ini menunjukkan komitmen China untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan memperkuat hubungan kedua negara di bidang ekonomi. Kerjasama ekonomi antara Indonesia dan China juga meliputi inisiatif bilateral seperti Jalur Belt dan Jalan serta berbagai forum kerjasama regional dan multilateral. Kedua negara terus menjalin dialog untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang perdagangan, investasi, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, beberapa proyek besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung yang melibatkan teknologi dan investasi dari China, menjadi simbol nyata dari kemitraan strategis ini .
Implikasi untuk Masa Depan
Perkembangan ini memiliki implikasi penting bagi masa depan hubungan ekonomi antara Indonesia dan China. Dengan meningkatnya transaksi non-dolar dan investasi langsung, kedua negara dapat memperluas kerjasama mereka di berbagai sektor strategis. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat terus mendorong kebijakan yang mendukung kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan dengan China, sambil memperhatikan keberlanjutan dan keadilan dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain itu, diversifikasi transaksi non-dolar dapat membantu Indonesia mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar dan ketergantungan pada dolar AS, yang sering kali menjadi faktor volatilitas dalam perdagangan internasional. Penggunaan yuan dalam transaksi bilateral tidak hanya memberikan stabilitas, tetapi juga memperkuat hubungan keuangan antara kedua negara. Ini juga sejalan dengan upaya China untuk mempromosikan yuan sebagai mata uang global yang lebih dominan .
Di bidang investasi, proyek infrastruktur besar yang didanai oleh China, seperti pembangunan pelabuhan dan jalan tol, dapat meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik di Indonesia. Hal ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik dan memperkuat posisi Indonesia sebagai hub logistik di Asia Tenggara. Selain itu, kerjasama di bidang teknologi dan pengembangan sumber daya manusia dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian Indonesia, termasuk peningkatan keterampilan tenaga kerja dan transfer teknologi. Hubungan ekonomi yang semakin erat antara Indonesia dan China mencerminkan kemitraan strategis yang saling menguntungkan. Melalui transaksi non-dolar dan peningkatan investasi langsung, kedua negara menunjukkan komitmen untuk memperkuat kerjasama ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar AS.